Muliakanlah Yesus Tuhan
I. INTRODUCTION
a)Date: Jan 20, 2013
b)Place: Burnaby and Surrey
c)Text: Kis. 1:9-11
Mari kita membaca Acts 1:9-11
• (9) Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka. (10) Ketika mereka sedang menatap ke langit waktu Ia naik itu, tiba-tiba berdirilah dua orang yang berpakaian putih dekat mereka, (11) dan berkata kepada mereka: "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Saudara, hari ini kita melanjutkan pembahasan Kitab Kis. Rasul dan hari ini kita membahas pasal 1:9-11. Ini merupakan peristiwa yang sangat penting, bukan saja berbicara tentang doktrin akan kenaikan dan kedatangan Tuhan Yesus (eschatology), namun yang lebih penting adalah dimana peristiwa ini seharusnya dapat membawa setiap kita menjadi orang-orang Kristen yang tidak menyerah di dalam menjalankan perjuangan iman kita. Peristiwa yang seharusnya lebih memotivasi setiap kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik, sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan Yesus di dalam mentaati perintah-perintah-Nya.
Ini yang menjadi pergumulan dan doa saya setiap hari, setiap jemaat di gereja ini, menjadi jemaat yang mengasihi Tuhan dan sesama. Tidak menyerah untuk berbuat baik, dalam kondisi seperti apapun juga. Hidup senantiasa berjuang memuliakan Tuhan. Sekalipun saya terus menerus mengajarkan doktrin-doktrin yang penting untuk dijadikan landasan kekristenan kita, namun itu semua tidak berguna kalau semua itu tidak mengubah kehidupan kita menjadi orang Kristen yang bertumbuh dan berbuah. Mari kita memulai pembahasan kita.
II. MEANING AND CONTEXTS (Acts 1:9-11)
Perikop ini merupakan lanjutan dari perikop sebelumnya, yaitu perikop tentang pemberitahuan bahwa para murid akan menjadi saksi setelah Roh Kudus turun. Setelah menyampaikan hal tersebut maka Yesus terangkat ke sorga. Para murid menyaksikan langsung peristiwa tersebut dan menjadi saksi nyata peristiwa ini. Ayat ini adalah ayat yang saling melengkapi dengan yang dituliskan dalam Kitab Lukas pasal 24:50, 51 yang berbunyi:
“(50) Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka. (51) Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.”
Kis. Rasul 1:9, ini ditambahkan dengan sub kalimat “awan menutup-Nya dari pandangan mereka.” Kata “awan” di sini mengandung beberapa arti, mari kita memperhatikan lebih dalam lagi. Alkitab beberapa kali menggunakan kata “awan” dalam beberapa situasi dan kondisi (rf. Matt. 26:64; Mark 13:26; 14:62; Acts 1:9; 1 Thess. 4:17).
Gambaran apakah yang bisa kita dapatkan dari kalimat “awan yang menutup-Nya”?
Awan menggambarkan:
i)Kehadiran Allah
(1)Exod. 16:10 Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun — maka tampaklah kemuliaan TUHAN dalam awan.
(2)Num. 11:25 Lalu turunlah TUHAN dalam awan dan berbicara kepada Musa, kemudian diambil-Nya sebagian dari Roh yang hinggap padanya, dan ditaruh-Nya atas ketujuh puluh tua-tua itu; ketika Roh itu hinggap pada mereka, kepenuhanlah mereka seperti nabi, tetapi sesudah itu tidak lagi.
ii)Menutupi Kekudusan Allah (agar manusia tidak binasa melihat Allah)
(1)Exod. 33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
iii)Sebagai Kendaraan Allah
(1)Ps. 104:3 yang mendirikan kamar-kamar loteng-Mu di air, yang menjadikan awan-awan sebagai kendaraan-Mu, yang bergerak di atas sayap angin,
(2)Dan. 7:13 Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapan-Nya.
Kenaikan dan kedatangan Tuhan Yesus menggambarkan ketiga hal ini:
1.Yesus menyatakan kehadiran Allah
2.Yesus adalah Allah yang kudus
3.Yesus naik ke sorga dan turun dari sorga dengan mengendarai awan
b)Ay. 10. Rupanya para murid terus menerus menatap ke langit sekalipun Yesus sudah tidak nampak (terpaku). Pada saat itulah tiba-tiba ada dua orang yang berpakaian putih dekat mereka. Dua orang yang berpakaian putih ini dapat dipastikan malaikat Tuhan.
Kisah mengenai keberadaan Yesus beberapa kali menuliskan keterlibatan malaikat, dimulai dengan kehadiran malaikat kepada Zachariah, Maria, Yusuf, perempuan yang ingin meminyaki Yesus di hari ketiga kebangkitan-Nya, dan juga peristiwa kenaikan Yesus ini.
c)Ay. 11. Kedua malaikat tersebut mengatakan bahwa Yesus yang terangkat ke sorga akan kembali dengan cara yang sama. Perkataan malaikat ini merupakan perkataan yang sangat penting, ini merupakan janji agung yang diberikan Tuhan kepada kita. Bahwa Yesus akan datang kembali lagi ke dunia untuk membawa semua orang percaya ke sorga. Yesus tidak membuatkan undangan khusus melainkan Ia sendiri datang dengan segala kerendahan hati untuk menjemput orang percaya sebagai mempelai perempuan dan membawanya ke sorga.
Dengan demikian maka kita bisa menafsirkan perkataan malaikat ini; seakan-akan mereka berkata: “Ini saatnya engkau melakukan semua perintah yang Yesus sudah sampaikan, jangan terlalu memikirkan peristiwa ini, satu saat Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama.”
III. Kenaikan Tuhan Yesus ke sorga memiliki makna yang sangat penting.
Kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali merupakan topic yang terus menerus dibicarakan. Beberapa kali kita mendengar dan membaca orang menetapkan tanggal kedatangan Tuhan Yesus. Semua orang mengatakan bahwa kedatangan Tuhan Yesus sudah dekat. Tanda-tanda yang kita lihat sekarang ini seperti: bencana alam, kelaparan, peperangan, manusia semakin jahat, manusia cinta uang dan tanda lainnya menunjukan akan kedatangan Yesus semakin dekat. Pemikiran bahwa kedatangan Yesus sudah dekat bukan hanya menjadi pemikiran kita sekarang saja, bahkan ini sudah menjadi pengharapan Paulus hampir 2000 tahun yang lalu. Paulus menuliskan kepada jemaatnya di Filipi demikian: “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat!” (Filipi 4:5)
Kenyataannya hingga saat ini Yesus belum datang. Saya beritahu saudara bahwa Tuhan Yesus pasti datang kembali, itu janji-Nya yang agung. Namun kapan Yesus datang kembali, tidak ada seorangpun yang tahu, hanya Allah saja yang tahu. Bisa satu jam lagi, satu tahun lagi, atau seribu tahun lagi, kita tidak pernah tahu. Dan sebagai orang-orang percaya kita tidak perlu “terpaku” menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali, itu bukan yang terpenting. Ijinkan saya menafsirkan ayat 11 bahwa seakan-akan malaikat sedang mengatakan: “Hai, kenapa kalian ‘terpaku’ memandang terus ke ‘langit’, kerjakan tugas dan tanggung jawabmu.”
Sambil menunggu kedatangan Yesus yang kedua kali, perikop ini mengajarkan tiga hal yang sangat relevant dengan kehidupan kita sebagai orang Kristen.
i) YESUS DIMULIAKAN (Yesus kembali mendapatkan kemuliaan-Nya)
(1)John 17:4-5
•(4) Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. (5) Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.
Yesus tidak diciptakan, Dia adalah sang Pencipta dan Ia kekal. Sebelum Yesus menjadi manusia, Ia adalah Allah dengan semua kemuliaan Allah. Ketika Ia menjadi manusia, Ia “meninggalkan/melepaskan” kemuliaan tersebut di sorga. Ketika Yesus naik ke sorga maka Ia kembali mendapatkan semua kemuliaan itu kembali.
Dengan demikian maka sekarang kita mengerti bahwa semua ciptaan ditetapkan untuk memuliakan Tuhan Yesus; karena memang Ia layak dimuliakan. Perlu dimengerti di sini bahwa Allah adalah kekal, semua ciptaan tidak bisa membuat Allah lebih mulia dengan memuliakan-Nya. Allah sudah penuh dengan kemuliaan-Nya.
Sebagai ciptaan kita wajib memuliakan Allah dan ini waktunya kita memuliakan Allah. Pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa memuliakan Allah? Jawabannya adalah ketika kita melakukan perintah-perintah-Nya. Ketika Yesus menjadi manusia, Ia menggenapi rencana Allah dengan mentaati perintah-perintah Allah Bapa. Begitu pula setiap kita, pada saat kita melakukan perintah-perintah-Nya maka kita sedang memuliakan Allah.
Semua perintah-perintah Allah sebenarnya berisikan karakter-karakter Allah sendiri, dengan mentaati perintah-perintah Tuhan maka sebenarnya kita sedang merefleksikan keberadaan Allah walaupun tidak sempurna (bahkan jauh dari sempurna). Allah adalah kasih, maka ketika kita mengasihi artinya kita sedang merefleksikan Allah dan memuliakan Tuhan. Juga dalam hal lainnya, seperti kerendahan hati, memelihara kesatuan, saling melayani, saling menghormati, berkorban, jujur, hidup dalam kekudusan dan perintah-perintah lainnya, jika melakukan itu semua maka kita sedang memuliakan Allah.
Dengan demikian sekarang kita mengerti bahwa memuliakan Allah lebih dari sekedar memuji dan memuliakan Allah di gereja, melainkan ini merupakan life style kita sebagai orang percaya. Saya melihat hal ini dengan penuh pengucapan syukur karena Allah memberikan kesempatan kepada setiap kita untuk dapat memuliakan Allah di setiap waktu dan tempat. Kita bisa memuliakan Allah ketika kita makan, tidur, bekerja, menyusun rencana, tamasya, menggunakan computer, belajar, study, bekerja atau ke gereja.
ii) YESUS MENJADI PERANTARA BAGI SELURUH MANUSIA DI DUNIA
•1 Yoh 2:1 Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa, menjadi perantara antara kita dengan Bapa. Ketika doa dipanjatkan dalam nama Yesus, maka Ia akan menyampaikannya kepada Bapa dan membela kita di hadapan-Nya. Yesus naik ke sorga untuk menjadi pendoa syafaat bagi orang percaya. Ia adalah Imam Besar bagi setiap orang percaya yang membuat setiap kita berani menghampiri tahta kasih karunia (Ibr. 4:15-16). Sebagai Pengantara yang sempurna bagi manusia berdosa yang diselamatkan satu kali untuk selama-lamanya (Ibr. 7:26-28).
Kenaikan Yesus ke sorga seharusnya membuat setiap kita semakin meningkatkan doa-doa pribadi; setiap doa yang kita panjatkan sangat berarti dan tidak akan pernah menjadi sia-sia, karena kita menaikannya di dalam nama Yesus, sang Imam Besar.
iii) YESUS DINOBATKAN MENJADI RAJA UNTUK MEMERINTAH DUNIA INI.
(1)Ibr.1:3-4a
(a)3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 4a jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat,
(2)Mk. 16:19
(a)19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah.
(3)1 Kor. 15:25
(a) 25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
(4)Efesus 1:19-23
(a)19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.
Yesus terangkat ke sorga untuk menjadi Raja di atas segala raja, yang memerintah sampai selama-lamanya. Dan kita adalah anak-anak-Nya, kita adalah anak Raja di atas segala raja. Segala sesuatu telah di taklukan di bawah kaki-Nya (Ibr. 2:8). Kenaikan Yesus ke sorga mengingatkan kepada kita bahwa saat ini Yesus sedang memerintah dunia ini. Yesus sedang mengerjakan rencana Bapa yang sempurna. Raja yang memerintah dengan penuh kasih dan penuh keadilan.
IV. Conclusions
Melalui ketiga hal tersebut di atas saya mengajak setiap jemaat untuk melakukan tiga hal.
1. YESUS KEMBALI MENDAPATKAN SEMUA KEMULIAAN-NYA
Kenaikan Yesus ke sorga mengingatkan kepada kita bahwa Yesus tidak saja mati dan bangkit dari kematian untuk menebus dosa-dosa manusia serta menang atas maut, namun lebih dari itu Ia naik ke sorga untuk mengenakan kembali semua kemuliaan yang dimiliki-Nya sebagai Allah yang kekal, sebelum dunia ada (Yoh. 17:5). Dengan demikian sebagai orang percaya hendaklah kita senantiasa memuliakan Tuhan.
Memuliakan Yesus bukan berarti membuat Yesus lebih mulia melainkan hidup dengan merefleksikan Yesus di dunia ini. Caranya adalah dengan mentaati perintah-perintah-Nya, semakin kita mentaati perintah-perintah-Nya maka kita akan semakin memuliakan-Nya. Semua perintah-perintah Tuhan sebenarnya merefleksikan Tuhan sendiri walaupun tidak sepenuhnya. Kasih, kerendahan hati, mengampuni, melayani, bersukacita, belas kasihan dan kejujuran, itu semua merupakan menunjukan keberadaan Allah, dan jika kita melakukan itu semua maka kita sedang memuliakan Allah, karena kita sedang merefleksikan Allah.
2. YESUS MENJADI PENGANTARA (IMAM BESAR) BAGI ORANG PERCAYA
Tuhan Yesus saat ini menjadi Pengantara orang percaya dengan Bapa di sorga (Ibr. 7:25; 8:6; 9:15; 12:24). Yesus duduk di sebelah kanan Allah untuk menjadi Pembela bagi orang percaya (Rom. 8:34), artinya tidak ada hal apapun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rom. 8:38-39). Dengan kasih dan kuasa-Nya Yesus akan menjaga dan membawa orang percaya untuk memperoleh kehidupan kekal (Yud. 24). Ini semua merupakan jaminan keselamatan yang dijanjikan-Nya.
3. YESUS MENJADI RAJA DI ATAS SEGALA RAJA
Yesus terangkat ke sorga untuk menjadi Raja yang memerintah dunia sampai selama-lamanya. Segala sesuatu telah di taklukan di bawah kaki-Nya (Ibr. 2:8). Biarlah melalui peristiwa kenaikan Yesus ke sorga, setiap kita diingatkan untuk tetap menjadikan Yesus sebagai Raja yang memerintah hidup ini, dengan cara mentaati perintah-perintah-Nya, sehingga kita senantiasa memuliakan-Nya.