EXCELLENT PEOPLE: Living Out God's Word Daily

EXCELLENT   •  Sermon  •  Submitted   •  Presented
0 ratings
· 3 views

James 1:22–27 serves as a powerful reminder that true faith is demonstrated through action and not just passive listening. The passage emphasises the importance of aligning our lives with God's Word, highlighting that our faith must manifest in tangible ways—especially in serving the vulnerable and upholding true religion in our communities. It challenges believers to actively engage with the world around them, reflecting God's love and righteousness in real and practical ways.

Notes
Transcript

Bible Passage: James 1:22–27

Summary: James 1:22–27 serves as a powerful reminder that true faith is demonstrated through action and not just passive listening. The passage emphasises the importance of aligning our lives with God's Word, highlighting that our faith must manifest in tangible ways—especially in serving the vulnerable and upholding true religion in our communities. It challenges believers to actively engage with the world around them, reflecting God's love and righteousness in real and practical ways.
Application: This message encourages Christians to examine their everyday actions and how they align with their faith. By actively serving others, particularly those in need, believers create opportunities for God’s love to shine through their actions. This is especially critical for those struggling to find purpose or validation in their lives. It motivates believers to seek out ways to contribute positively to their communities, reinforcing the idea that faith is alive when expressed in love and service.
Teaching: The sermon teaches that faith is not merely an internal belief system but a dynamic force that compels us to act in love toward others. It encourages a self-examination of how our beliefs translate into our daily choices and interactions. The commitment to living out our faith authentically serves as a testimony to the transformative power of God’s Word in our lives and society.
How this passage could point to Christ: Throughout the Bible, Christ exemplifies perfect obedience and action, showcasing His mission of service and love. Christ's life calls us to reflect Him in our daily lives by being doers of the Word, actively engaging in the ministry of the Gospel, and loving others as He did. Our actions in response to God’s Word are rooted in His ultimate sacrifice and love for humanity.
Big Idea: True faith actively engages in the world through love and service, demonstrating the genuine nature of our relationship with God and transforming our communities through acts of compassion and grace.
Recommended Study: As you dive deeper into this passage, consider using Logos to explore the historical implications of James' teaching on active faith within a first-century context. You might investigate how Jewish traditions influenced James' understanding of true religion, especially regarding care for the marginalized. Additionally, examining parallel passages in Scripture that emphasize action, such as Matthew 25 on caring for the least of these, can enrich your sermon and application points.

1. Be Doers, Not Hearers

James 1:22–24
These verses challenge us to move beyond merely hearing God's Word. The call to be 'doers' emphasizes an active engagement that mirrors Christ's life of service and love.
Believers can reflect on moments they've heard the Word but failed to act, considering how living out their faith can bring about personal and communal transformation.

2. Persevere in Freedom

James 1:25
The 'perfect law of liberty' as the framework through which a believer finds freedom to serve others joyfully.
By persevering in action, a Christian not only fulfils God's will but also experiences the blessings of faithful obedience.
This connects to Christ's fulfilment of the law, offering believers a model to follow.

3. Live Pure Religion

James 1:26–27
These closing verses present a strong suggestion for evaluating the integrity of our faith.
Genuine faith must transcend speech and culminate in caring for others, especially the marginalized.
This calls believers to reflect Christ's love actively, demonstrating that religion is pure when it improves the lives of those in need.

Tema: Jemaat yang Unggul: Menghidupi Firman Tuhan Setiap Hari

Yakobus 1:22–27
Pembukaan (5 Menit)
Selamat pagi/siang, saudara-saudari yang terkasih dalam Tuhan! Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan karena kita diberikan kesempatan untuk berkumpul di tempat ini. Hari ini kita akan membahas sebuah tema yang sangat penting untuk kita renungkan bersama:
"Jemaat yang Unggul: Menghidupi Firman Tuhan Setiap Hari."
Tema ini mengingatkan kita bahwa hidup sebagai anak Tuhan bukan hanya tentang mendengar firman, tetapi menghidupinya melalui tindakan kita yang menjadi berkat/solusi dalam kehidupan sehari-hari. Kita dipanggil untuk tidak hanya mendengarkan firman, tetapi menjadi pelaku firman—menjadi orang yang hidup dengan kasih dan kepedulian terhadap sesama. Ini yang menjadi nilai inti dari gereja kita, menjadi Jemaat yang Unggul.
Mari kita membuka hati kita dan mendalami pesan Tuhan melalui bacaan kita hari ini dari Yakobus 1:22-27.

Pembacaan Firman (2 Menit)

Mari kita baca bersama dari Yakobus 1:22-27:
"Jadilah pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; karena jika tidak, kamu menipu dirimu sendiri. Sebab, jika seseorang hanya mendengar firman dan tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mengamati wajahnya di cermin, tetapi sesudah melihat dirinya, ia segera pergi dan lupa bagaimana rupanya. Tetapi siapa yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan, dan tetap berpegang kepadanya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya. Jika ada seorang yang mengira dirinya beragama, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadahnya adalah sia-sia. Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi anak-anak yatim dan janda dalam kesusahan mereka, serta menjaga diri sendiri supaya tidak dicemarkan oleh dunia."

1. Jadilah Pelaku, Bukan Pendengar Saja (10 Menit)

Saudara-saudari yang terkasih, dalam Yakobus 1:22-24, kita melihat dengan jelas bahwa kita dipanggil untuk menjadi "pelaku firman" dan bukan hanya sekadar mendengarnya saja. Ini adalah panggilan untuk bertindak, bukan hanya sekadar mendengarkan firman saat kita berkumpul di gereja atau dalam kegiatan rohani kita sehari-hari. karena kita juga akan belajar juga bagaimana dengan Ibadah yang Sejati di hadapan Tuhan.
Yakobus 1:22 menegaskan, "Jadilah pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, karena jika tidak, kamu menipu dirimu sendiri."
Coba kita renungkan sejenak: Apakah kita seringkali mendengar firman Tuhan tetapi tidak menerapkannya dalam tindakan kita? Adakah firman yang kita dengar hanya sekadar menjadi pengetahuan tanpa menjadi inspirasi untuk hidup kita sehari-hari?
Contohnya seperti ini: Kita sudah mendengar khotbah tentang menganggap segala pencobaan itu sebagai suatu kebahagian, tetapi ketika kita dihadapkan dengan situasi masalah dan pergumulan yang berat, kita malah memilih untuk marah atau menyalahkan orang atau situasi dan jatuh kedalam dosa..
Yakobus mengibaratkan situasi ini seperti seseorang yang melihat wajahnya di cermin lalu segera lupa seperti apa dirinya. Bayangkan jika kita hanya melihat refleksi tetapi tidak mengambil tindakan yang benar—begitulah jika kita hanya mendengar firman tetapi tidak menghidupinya.
Saudara-saudari, saya tau sangat sulit untuk melakukan Firman Tuhan ditengah-tengah situasi masalah dan pergumulan berat, apa lagi saat menuntut respon yang cepat. Kita jatuh kedalam dosa karena keinginan kita yang hanya tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Bahkan saya pribadi, lebih lagi dituntut untuk menghidupi Firman ini dan menjadi contoh, tapi saya masih manusia sama seperti saudara yang membutuhkan Roh Kudus untuk menolong kita.
Paulus mengatakan pada Filipi 3:12.
"Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus."

2. Bertahan dalam Kebebasan (Perseverance in Freedom) (8 Menit)

Mari kita lanjutkan ke bagian kedua, yaitu "Bertahan dalam Kebebasan." Dalam Yakobus 1:25, kita membaca:
"Tetapi siapa yang meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan, dan tetap berpegang kepadanya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya."
Yakobus menggambarkan hukum yang sempurna sebagai "hukum yang memerdekakan." Ini adalah panggilan untuk hidup dengan kebebasan yang datang melalui kebenaran firman Tuhan. Kebebasan ini bukan kebebasan untuk hidup semau kita, tetapi kebebasan untuk melayani orang lain dengan sukacita, tanpa beban atau ketakutan.
Kebebasan ini juga mengarah pada pemenuhan kehendak Allah—melakukan firman-Nya dengan sukacita dan bukan keterpaksaan. Ini juga mengingatkan kita kepada Kristus, yang telah memberikan kita kebebasan dari dosa melalui karya-Nya di kayu salib. Dengan mengikuti hukum-Nya, kita dapat mengalami sukacita dan kebahagiaan sejati.
Pertanyaan refleksi untuk kita:
Apakah kita sudah menggunakan kebebasan yang telah diberikan Allah untuk melayani orang lain dengan tulus dan sukacita?Apakah kita memiliki komitmen untuk tetap berpegang pada firman-Nya setiap hari?
Kebebasan sejati hanya dapat kita alami ketika kita terus hidup dalam firman-Nya, bukan hanya mendengarkan tetapi juga melakukannya dengan penuh hati.

3. Hidup dalam Ibadah yang Murni (7 Menit)

Mari kita fokus pada bagian terakhir dari pembahasan kita, yaitu "Hidup dalam Ibadah yang Murni." Yakobus 1:26-27 menekankan bahwa ibadah yang murni adalah ketika kita hidup dengan kepedulian dan kasih kepada sesama kita, terutama mereka yang sedang mengalami kesusahan:
"Ibadah yang murni dan tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi anak-anak yatim dan janda dalam kesusahan mereka, serta menjaga diri sendiri supaya tidak dicemarkan oleh dunia."
Yakobus juga menambahkan prinsip penting dalam Yakobus 1:26, yaitu tentang mengekang lidah.
"Jika ada seorang yang mengira dirinya beragama, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri dan ibadahnya adalah sia-sia."
Saudara-saudari, mengekang lidah berarti kita menjaga perkataan kita. Ini tentang menggunakan kata-kata kita dengan bijak, tidak berbicara kasar, menyakiti, atau menyebarkan fitnah. Perkataan kita memiliki kekuatan—kita dapat membangun atau menghancurkan dengan kata-kata kita.
Ibadah yang murni bukan hanya tentang aktivitas gerejawi, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga perkataan kita dan memperhatikan orang yang sedang mengalami kesusahan.
Prinsip yang dapat kita tarik dari sini adalah:
Melayani sesama dengan tindakan nyata seperti mengunjungi anak yatim dan janda.Menjaga hati kita tetap murni dengan tidak mencemarkan diri oleh dunia.Menggunakan perkataan kita untuk membangun, bukan merusak.
Mengunjungi anak Yatim dan janda dalam kesusahannya adalah berbicara bagamana kita menjadi berkat dan solusi ditengah-tengah kesusahan orang lain.
Maka seharusnya pekerjaan/profesi dan Bisnis kita menjadi pelayanan kita untuk menolong orang yang sedang kesusahan. Itu sebabnya kenapa kita harus belajar dan meningkatkan skill kita, supaya kita semakin terampil dan efektif dalam menolong orang dalam kesusahan.
Dalam keluarga, sebagai suami/istri kita menolong kesusahan pasangan kita.
Sebagai pegawai, hal yang mendasar adalah kita menolong kesusahan yang dimilki oleh bisnis owner atau pimpinan kita.
Sebagai Business Owner, kita sedang menolong kesusahan costumer kita.

Penutupan dan Penerapan (5 Menit)

Saudara-saudari yang terkasih, melalui firman ini, kita diingatkan bahwa iman yang sejati adalah iman yang aktif dan hidup melalui tindakan kita sehari-hari.
Kita dipanggil untuk:
Menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja.Bertahan dalam kebebasan untuk melayani dengan sukacita.Hidup dalam ibadah yang murni dengan kepedulian, mengekang lidah, dan tindakan yang tulus.
Kita memiliki kesempatan untuk mempraktekkan firman ini mulai hari ini. Marilah kita mulai dengan langkah kecil: Melakukan satu tindakan kasih kepada orang lain, membantu mereka yang membutuhkan, dan menjaga hati kita dari kata-kata yang merusak.
Tuhan memanggil kita untuk menjadi "Orang-Orang yang Unggul" dengan hidup sesuai firman-Nya setiap hari, menjadi saksi-Nya di dunia ini.
Mari kita berdoa.
(Akhiri dengan doa)
Aamiin.
Related Media
See more
Related Sermons
See more
Earn an accredited degree from Redemption Seminary with Logos.