[Yoh. 6:8] Belajar dari Andreas

Sermon  •  Submitted
0 ratings
· 60 views

Sebagai seorang Kristen, seringkali kita merasa ragu akan kebesaran Tuhan. Ketakutan dan juga kengerian membelengu kehidupan kita sebagai seorang yang percaya sampai-sampak kita "bertanya" seperti Andreas: "Tuhan, bagaimanakah bisa kita memperoleh hal yang baik itu?" Bagi saya, iman Kristen juga berbicara mengenai kekuatan yang didapatkan ketika kita percaya kepada-Nya. Saksikan bagaimana Tuhan bekerja dan berkarya dalam kehdiupan kita.

Notes
Transcript
Sermon Tone Analysis
A
D
F
J
S
Emotion
A
C
T
Language
O
C
E
A
E
Social
View more →
Pendahuluan
"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" ()
()
Kisah yang baru saja kita baca menceriterakan mengenai keadaan yang ada di dalam muzizat Tuhan Yesus yang memberi makan 5000 orang dan secara khusus bagian yang kita baca, Yohanes sedang menceriterakan respons dari dua murid yaitu Filipus dan Andreas pada Yesus.
Isi (Bagian Pertama): Bolehkah kita Merasa Ragu?
Pada bagian yang pertama ini, kita akan sama-sama merenungkan apakah kekuatiran dan juga ketakutan dapat dicurahkan? Saya merenung bahwa sebenarnya mereka dapat merasa kuatir dan juga gelisah karena memang ketakutan dan kegelisahan adalah bagian dari kehidupan kita. Tidak hanya itu, ketakutan dan juga kegelisahan merupakan dampak dari setiap problem yang akan kita hadapi. Karena itu, Bapak dan Ibu sekalian, mari kita membayangkan apa yang dibayangkan oleh Andreas di dalam situasi seperti ini.
Pertama, Andreas dan rekan-rekan yang lain sedang mengalami keadaan yang sebenarnya tidak terduga yaitu pertemuan dengan minimal 5000 orang. Bayangkan waktu itu mereka sedang mau melakukan perjalanan bersama dengan guru mereka menuju daerah seberang. Mungkin kasus yang dapat menggambarkan peristiwa ini adalah Yesus baru saja mengajar dan melakukan muzizat di wilayah Galala sana, lalu Yesus dan murid-murid ingin melanjutkan misi mereka ke wilayah Poka sana. Di wilayah sana ternyata orang banyak yang baru saja melihat bagaimana Yesus melakukan muzizat itu sudah menunggu mereka. Wah, terlalu mendadak ternyata. Ternyata tidak tanggung-tanggung, jumlahnya 5000 orang dan dicatat dalam injil bahwa itu terhitung laki-laki saja, belum terhitung perempuan dan anak-anak. Seingat saya, sewaktu pak Tong KKR di lapangan Merdeka sana tahun lalu, rasanya yang ikut itu ribuan dan tempat yang luas di lapangan Merdeka ini penuh. Nah bayangkan bahwa jumlah orang banyak ini benar-benar membuat lapangan Merdeka ini padat sekali.
Kedua, hari sudah mulai gelap dan ternyata mereka perlu makan. Bagi rekan-rekan yang mempunyai bisnis katering mungkin mengetahui bahwa mempersiapkan makanan bagi 5000 orang ini tidak mudah. Ini bisnis besar. Dalam skala yang lebih kecil, bagian konsumsi bisasanya juga pusing-pusing untuk makan 400 orang, nah ini murid-murid yang ada di sana harus meladangi 5000 orang! Tentu, bisa saja murid-murid ini berkata pada Yesus agar mereka semua ini pulang saja, tapi problemnya ternyata Yesus meminta mereka untuk memberi makan, pada ayat kelima dikatakan: DImana kita dapat membeli roti bagi orang-orang ini? Problemnya, sepertinya mereka juga ndak punya uang, siapa yang mau sumbang?
Bapak dan ibu yang saya kasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus, saya dapat membayangkan bahwa ketakutan dan juga kecemasan menguasai orang-orang yang hadir di sini. Saya membayangkan bahwa situsi yang sama dari murid-murid Yesus ini dapat juga terjadi dengan diri kita. Bapak dan Ibu sekalian, di dalam kehidupan kita, mungkin kita sering merasa ada berbagai masalah yang mungkin seakan akan tidak dapat diselesaikan lagi. Sudah begitu banyak perihal yang membuat kita merasa bahwa tidak ada harapan lagi di dalam menghadapi berbagai persoalan. Mungkin kita saat ini sedang mengalaminya.
Bapak dan Ibu sekalian, di dalam kehidupan kita, mungkin kita sering merasa ada berbagai masalah yang mungkin seakan akan tidak dapat diselesaikan lagi. Sudah begitu banyak perihal yang membuat kita merasa bahwa tidak ada harapan lagi di dalam menghadapi berbagai persoalan. Sekarang pertanyaannya, apakah keadaan itu wajar?
Di dalam pelayanan,
Di dalam masa depan
Di dalam pekerjaan
Di dalam posisi ibu rumah tangga atau keluarga,
Saya pikir semua problem-problem ini merupakan problem yang riil yang menjadi masalah dalam hidup kita. Takut ataupun cemas merupakan hal yang wajar. Mungkin di dalam situasi yang terjepit dan mengerikan ini kita ingin menyerah dan mundur. Tapi apa yang dilakukan oleh Andreas justru sangatlah menarik. Bapak dan Ibu sekalian, di dalam narasi yang baru saja kita baca, Andreas menyatakan demikian: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" ().
Inilah Lima Roti dan Dua ikanku!
Saya melihat bahwa apa yang Andreas lakukan di dalam situasi ini sangatlah menarik. Pertama-tama, di
Bapak dan Ibu sekalian, di dalam narasi yang baru saja kita baca, Andreas menyatakan demikian: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?" (). Bapak dan ibu, mari kita sekarang kembali membayangkan. Ada sekitar 5000 orang yang ada di depan kita
Banyak penafsir yang memang melihat bahwa sang anak inilah yang sebenarnya melakukan inisiatif untuk bertemu dengan Andreas dan menawarkan lima roti dan dua ikan. Tapi, bagi saya hal yang menarik ini adalah respons dari Andreas. Dia justru membawa “solusi” tapi ternyata dia sendiri bingung dengan solusinya. Saya merenungkan ada dua hal yang dapat menjadi pembelajaran di sini.
Bagian Kedua:
Datanglah pada Yesus
Di dalam kebingungan dari si Andreas, dia datang pada Yesus. Saya membayangkan apa yang ada di dalam benak Andreas ketika dia membawa anak ini datang pada Yesus. Apakah Yesus akan marah? Apakah Yesus akan memarahi dia? Lalu lebih jauh lagi, apakah Yesus tidak tahu bahwa Andreas akan membawa anak yang membawa lima roti dan duaikan? Jujur saya tidak dapat membaca apa yang Andreas pikirkan. Tapi, di tengah kebimbangan dan keraguan-Nya Andreas datang kepada Yesus. Saya pikir ada suatu kebenaran besar di sini.
Pada saat ini, apakah problema yang sedang kita alami?
Yesus sang Roti Hidup
Respons Pertama: Ketangguhan
Bagi saya, hal yang menarik di dalam bagian ini adalah bagaimana Andreas ini begitu tangguh. Bayagnkan saja bahwa ada 5000 orang yang hadir di tempat itu. Tapi, lihat bahwa Nathanael dapat menemukan seorang anak yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan. Nah, saya tidak dapat membayangkan bagaimana cara Andreas mencari lima roti dan dua ikan itu. Saya justru mencoba berpikir apa yang dilakukan oleh Andreas pada waktu itu.
Ketidaksadaran seorang Andreas membawa suatu kebenaran yang lebih besar lagi:
Respons Kedua: Biarkan Tuhan Bekerja
Related Media
See more
Related Sermons
See more