Untitled Sermon (7)

Sermon  •  Submitted
0 ratings
· 16 views
Notes
Transcript

Tema : Indahnya melihat Allah

Nats : Ayub 42

Amanat kotbah :

Pengenalan diri sejati akan membuat kita mengenal Allah secara pribadi.

Pendahuluan

Sdr, hari ini kita memasuki pasal terakhir dari Kitab Ayub, yaitu pasal 42.
Seluruh pasal 42 ini bertumpu pada ayat 5, “Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau”
Apakah maksudnya ketika dikatakan dalam ayat 5, Ayub melihat Allah? Kata yang digunakan disana adalah r’h yang sangat sering dipahami sebagai mengetahui karena sudah melihat. Contoh: seorang yang tahu kondisi kota setelah melakukan pengintaian.
Waktu Allah menyuruh Nuh dan keluarganya masuk ke dalam bahtera, maka Allah berkata: sebab engkaulah yang Kulihat benar dihadapanKu....” (digunakan r’h, Kej 7:1).
Jadi setelah melalui berbagai macam proses, akhirnya Ayub berani mengatakan bahwa sekarang dia telah melihat Allah.

1. Allah yang sedang dan pasti menggenapi rencanaNya

Ayub dahulu mengenal Allah melalui kata-kata atau perkataan teman-temannya, tetapi sekarang ia melihat dengan mata nya sendiri.
Namun hal itu tidak terjadi dengan begitu saja. Ayub mengakhiri pasal-pasal kitabnya dengan berkata: “Aku tahu” (Ibr. Jada = mengetahui atau menjadi tahu), kata yang sama digunakan ketika Allah melihat manusia jatuh dalam dosa.
Di taman Firdaus Allah berkata: “Tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka...” (Kej 3:5).
Jadi sejak manusia pertama hingga Ayub, bahkan selama bumi ini berputar; Allah sedang bekerja untuk menggenapi rencanaNya terjadi. Jikalau Allah tahu, maka semua rencanaNya pasti akan digenapi bukan? (ay 2b).
Berbeda dengan manusia, kita adalah mahluk yang terbatas. Jauh sebelum pasal ini, Ayub pernah berkata: “Umurku telah lalu, telah gagal rencana-rencanaku, cita-citaku” (17:11).
Dan berbeda pula dengan pikiran dan rancangan si jahat, mereka merancang perkara-perkara yang jahat kepada anak-anak Allah (21:27).
Dan sekarang, Ayub melihat bagaimana Allah yang selalu bekerja menggenapi rancangan-rancanganNya atas anak-anakNya, rancangan-rancangan kebaikan dan hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).
Ayub seolah-olah berkata: “Hanya dari kata orang saja, aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.... Engkau yang sedang bekerja menggenapi rencana-rencanaMu.
Pada malam ketika Yesus berdoa di Taman Getsemani, DIA tahu bahwa waktunya sudah dekat. Waktu Yesus kembali kepada murid-muridnya untuk ketiga-kalinya; Ia dapati murid-muridnya tidur.
Maka Ia berkata: "Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat"(Mat 26:45). Tuhan Yesus tahu waktu dan saatnya rencanaNya terjadi.

2. Allah yang sudah dan selalu mengampuni manusia yang bertobat

Setelah melalui berbagai fase penderitaan, Ayub menyadari siapa dan apa yang selama ini ia lakukan.
Banyak orang ketika mengaku dosanya, sangat suka menggunakan kata-kata yang meringankan dosa-dosa atau kesalahan-kesalahannya.
Tidak demikian dengan Ayub, ia mengaku dosa-dosanya bahkan lebih dalam dari mungkin yang Allah tuduhkan baginya. Ayub berkata bukan hanya perkataan yang dia ucapkan salah, tetapi pikirannya pun bekerja seolah-olah tanpa pengetahuan (ay 3).
Bahkan Ayub beranggapan semua yang dikatakan sebelumnya itu salah, itulah sebabnya dia mencabut perkataannya dan dengan menyesal kembali duduk dalam debu dan abu (ay 6). Ayub menyadari statusnya dihadapan Allah.
Apa yang dilakukan Ayub disana mengingatkan kita akan Abraham. Abraham juga seorang yang benar pada jamannya, seperti Ayub juga. Abraham pernah memberanikan diri berargumentasi dengan Allah mengenai nasib penduduk Sodom-Gomora, Abraham berkata: “Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu” (Kej 18:27).
Jadi Ayub dan Abraham menyadari betul betapa tidak sepantasnya mereka berdiri dan bercakap-cakap di hadapan Allah. Mereka dan kita juga adalah orang-orang berdosa. Kita adalah debu dan abu dihadapan Allah.
Tetapi Abraham dan Ayub juga akhirnya mengenal bahwa Allah yang mereka sembah adalah penyanyang dan pengampun. Karena itu, mereka boleh tetap datang menghampiri, berbicara dalam doa kepada Allah.
Bahkan kepada Elifas, Bildad dan Zofar; Allah menyediakan jalan untuk mereka dapat bertobat. Allah menyuruh mereka membawa 7 ekor lembu jantan, 7 ekor domba jantan dan hendaknya semuanya itu dibawa kepada Ayub untuk dikorbankan kepada Allah. Pasti ingat bahwa 7 adalah angka sempurna.
Namun tidak berhenti sampai disana, mereka harus meminta Ayub menaikkan doa pengampunan kepada Allah untuk mereka. Dan, Tuhan menerima permintaan Ayub (ay 9b).
Sdr, disini ada binatang yang dikorbankan dan disana ada Ayub sebagai mediator untuk pengampunan dosa. Pertanyaanya, dimanakah kedua peristiwa ini terjadi secara bersama-sama dan sempurna? Hanya ada satu kejadian yaitu di Golgota.

3. Allah yang penuh anugerah dan selalu ingin anugerahNya melimpah

Saya setuju bahwa pemulihan kehidupan Ayub bukan hanya karena pertobatan yang dia lakukan pada ayat 6, tetapi lebih kepada kerelaan dia menaikkan doa pengampunan bagi ketiga sahabatnya itu (ay 8-9).
Ketika Ayub menaikkan doa pengampunan bagi sahabat-sahabatnya, maka mulai saat itulah hidupnya dipulihkan (ay 10), teman-teman dan saudara-saudaranya kembali mau datang menghibur Ayub (ay 11). Bahkan mereka kembali meneguhkan martabat Ayub dengan memberikan sebuah cincin emas (bdg. kisah anak bungsu yang kembali).
Kita juga bertanya, bagaimana tiba-tiba ia bisa mendapatkan 14.000 ekor kambing domba? 6000 ekor unta? 1000 pasang keledai dan 1000 ekor keledai betina dalam waktu yang pendek? Apakah dari bekerja keras sehingga akhirnya semua kembali? Tetapi mengapa jumlahnya benar-benar 2 kali lipat dari yang sebelumnya? (ay 10).
Semua itu semata-maya adalah karena anugerah Allah saja. Di dalam peraturan hidup bangsa Israel, jika seorang mencuri dan barang-barang curiannya masih ada maka dia harus mengembalikan 2 kali lipat (Kel 22:4). Apakah juga umur Ayub diperpanjang 2 kali? Karena berdasar ay 14, Tuhan mengijinkan Ayub hidup hingga 140 tahun. Yang terakhir, hanya sebuah spekulasi.
Lalu apa yang dikerjakan oleh Ayub, seorang yang telah mengalami begitu banyak anugerah Allah? Di bagian akhir pasal ini disebutkan 3 nama anak perempuan dan tidak disebutkan nama anak-anak laki dari Ayub. Mengapa?
Kita tahu semua, bahwa menurut tradisi Israel (Bil 27), seorang anak perempuan memang akan mendapat warisan hanya jika tidak ada anak laki-laki di dalam keluarga mereka. Bahkan nama-nama anak perempuan Ayub sengaja ditulis supaya menjadi bukti bahwa mereka sekarang juga mendapat bagian dari hak waris harta Ayub.
Apa yang terjadi disini, itulah yang digemakan oleh Yakobus. Ia berkata: “Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?” (Yak 2:5).
Yesus adalah anak Allah, penguasa langit dan bumi; tentu DIA lebih berkuasa dari Ayub, tetapi Yesus memberikan kesempatan bagi kita, orang berdosa, yang tidak sepantasnya menerima warisan keselamatan itu.
Related Media
See more
Related Sermons
See more